"Leadership is all about people. It is not about organizations. It is not about plans. It is not about strategies. It is all about people .... You have to be people-centered." - Colin Powell

Monday, August 03, 2009

Hidup adalah Karunia atau Pemberian

Ada orang yang ingin terus hidup, namun penyakit yang tak tersembuhkan membuat keinginannya tadi tidak tercapai.
Ada pula orang yang berjuang matu-matian untuk menyelamatkan nyawa orang yang dicintainya, namun gagal, seperti kisah Martin Luther sang reformator yang sangat dekat dengan Tuhan yang pada suatu malam memangku anak gadisnya yang sedang sekarat sambil berkata, "Anakku, percayakah kamu bahwa Bapa di surga akan menjagamu?". Sang anak mengangguk, lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Adapula orang yang sangat merindukan kehadiran bayi kandung di rumahnya, namun walaupun segala hal sudah diupayakan, ia tidak mendapatkannya.

Saat-saat inilah, manusia akan lebih menyadari suatu fakta bahwa hidup adalah suatu karunia atau pemberian. Arti dari hal ini adalah bahwa manusia tidak dapat menciptakan hidup, namun hidup ini merupakan suatu kesempatan yang titik mulai dan titik akhirnya tidak dapat diperhitungkan.
Karenanya, tugas utama manusia hanyalah mengisi kesempatan ini agar hidupnya sukses (berkenan di hadapan Tuhan dan manusia).

Menurut Alister McGarth, seorang profesor teologi dari Oxford, istilah 'karunia' sendiri merupakan suatu konsep yang tersulit dalam teologi karena kompleksitasnya yang tinggi.

Dalam abad pertengahan, karunia cenderung dipahami sebagai suatu yang datang dari surga yang disalurkan Allah ke dunia.
Karunia ini khususnya disalurkan ke dalam roh manusia untuk membebaskannya. Jadi karunia adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan ke dalam diri kita agar kita layak berhubungan dengan-Nya.

Orang-orang seperti Martin Luther dan para reformator lainnya mengatakan bahwa inti konsep karunia dalam bahasa aslinya adalah keberpihakan Tuhan pada kita.
Karunia bukanlah sesuatu yang abstrak dan dapat disalurkan atau dipindahtangankan dari manusia yang satu ke manusia yang lain.
Karunia adalah sikap Tuhan yang mempedulikan dan mengasihi kita. Karunia bersifat hubungan pribadi.

Keberpihakan Tuhan ini dapat terlihat melalui akibat atau dampak yang timbul dalam hidup manusia.
Luther, Calvin dan Zwingli, para reformator mengalami hal tadi, yaitu bagaimana Tuhan berpihak pada mereka dan sebagai dampaknya, mereka berubah. Luther menyebutkan hal ini sarat dengan emosi, "Tuhan mengasihi kita bahkan sebelum sosok kita mudah dikasihi (loveable)."

Dengan pemahaman ini, bila dikatakan bahwa hidup adalah suatu karunia yang memang bukan hak kita, artinya kita yang tidak memiliki hak apa pun, bahkan sudah berdosa, dilayakkan menerima kesempatan hidup dan perlindungan-Nya sepanjang hidup ini karena kebaikan hati-Nya.
Bukan cuma hal itu yang diberikan-Nya, sepanjang hidup kita pun, Ia memberikan berbagai wujud keberpihakan-Nya pada kita.

(Sumber: Buku Transformasi (Dari kepompong ke langit biru) karangan Robby Chandra, hal.11-12)

No comments: