"Leadership is all about people. It is not about organizations. It is not about plans. It is not about strategies. It is all about people .... You have to be people-centered." - Colin Powell

Wednesday, February 10, 2010

KURIKULUM YOUNG LEADERS INSTITUTE

Kurikulum Young Leaders Institute
1. Apa itu PEMIMPIN? (ANDA adalah PEMIMPIN)
---> Menimbulkan Pengaruh
---> Terus belajar
---> Keluar dari 'zona nyaman' & bersandar pada-Nya

2. Memimpin Ke Dalam (diri sendiri)
---> Mengerti alasan keberadaannya di dunia
---> Mengenali kekuatan & kelemahan
---> Sikap hidup pribadi (style profile) & AMT

3. Memimpin Ke Samping (rekan kerja)
---> Bagaimana bertanya dgn efektif
---> Bagaimana mendengar & menyimak dgn efektif
---> Bagaimana menjelaskan dgn efektif
---> Bagaimana menghargai orang lain
---> Bagaimana mengatasi konflik
---> Bagaimana menghadapi perubahan
---> Bagaimana membuat keputusan dgn baik
---> Bagaimana membuat keputusan bersama

4. Memimpin Ke Bawah (bawahan)
---> Menerapkan kepemimpinan situasional
---> Melatih (coach)
---> Bagaimana mendoakan orang2 yang bekerja bagi Anda

5. Memimpin Ke Atas (membantu atasan)
---> Mengantisipasi kebutuhan atasan (akan informasi & penjelasan situasi lapangan)
---> Menggunakan matriks nilai untuk meyakinkan atasan

Wednesday, November 25, 2009

OUTDOOR LEADERSHIP MINISTRY Training (13 – 16 November 2009)

OUTDOOR LEADERSHIP MINISTRY Training
Jakarta, Gn. Putri – Gede Pangranggo

Outdoor Leadership Ministry Training ini diadakan untuk memperlengkapi rekan - rekan yang ingin menjangkau/melayani kawula muda.

Dalam training barusan, peserta diajar menggunakan alam sebagai media untuk menjelaskan keberadaan dan kebesaran Tuhan, Sang Pencipta.

Outdoor Leadership Ministry dianggap sebagai salah satu alat yang cukup efektif untuk menjangkau kawula muda karena alam merupakan sumber kehidupan manusia dan anak muda punya banyak energi yang bisa digunakan selama kegiatan di alam terbuka.
Dalam pelaksanaannya, peserta bisa menyesuaikan materi dengan kondisi daerah dan kondisi kawula muda yang dilayani.

Kita perlu peka menghadapi kawula muda dan permasalahannya. Masalah – masalah yang banyak ditemui dalam dunia kawula muda antara lain masalah hubungan dengan orang tua, teman, pergaulan yang buruk, masalah di sekolah, kurangnya bimbingan spiritual dan lain sebagainya.

Kepekaan yang dikembangkan ketika menghadapi kawula muda sangat membantu dalam beberapa hal misalnya:
- membantu leader menentukan sikap apa yang pantas diambil ketika berhadapan dengan situasi sulit waktu berelasi dengan kawula muda tersebut
- membantu leader menentukan kualitas dan intensi pembelajaran yang akan didesain bagi kawula muda ketika akan mengadakan kegiatan di alam terbuka.


Adakalanya leader dianjurkan untuk membawa anak - anak ke dalam suatu situasi yang sulit sehingga mereka harus sedikit berusaha menggali ide dan usaha untuk bisa melewati situasi sulit yang ada bersama seluruh anggota timnya.
Intinya adalah supaya mereka keluar dari 'zona nyaman pribadi' masing - masing, mengubah paradigma menjadi lebih baik dan memaksimalkan potensinya.


Selanjutnya, ketika akan mengadakan kegiatan di alam terbuka, sebaiknya leader bisa memperhatikan beberapa hal penting berikut:
1. Alokasi waktu
Sangat penting untuk menerapkan alokasi waktu yang ideal dalam pembelajaran ini agar kawula muda mampu menyerap dengan baik pembelajaran yang disampaikan dan tidak terlalu kelelahan dalam perjalanan.
Alokasi waktu yang disarankan adalah seperti di bawah ini:
-- 1. Makan pagi – 1 jam, mencakup:
- - - - a. Menceritakan cerita kehidupan bermakna (1) – 45 menit
- - - - b. Mengemas perlengkapan berkemah – 15 menit
-- 2. Mendaki – 2 jam, mencakup:
- - - - a. Trail talk
- - - - b. Snack
- - - - c. Makan siang & menceritakan cerita kehidupan bermakna (2)
-- 3. Waktu hening untuk refleksi – 45 menit
-- 4. Mendaki ke tempat untuk berkemah – 1 jam
-- 5. Menyiapkan kemah – 1 jam
-- 6. Waktu bebas untuk main – 1 jam
-- 7. Makan malam & diskusi
-- 8. Istirahat
Kita dapat melihat ilustrasi pengaruh desain kegiatan dengan kemampuan belajar anak



Garis panah berwarna hijau adalah kemampuan pembelajaran anak
Garis panah berwarna merah adalah tingkat kesulitan dan proses pembelajaran yang direncanakan
Garis panah putus – putus berwarna biru adalah batas maksimal kemampuan pembelajaran anak

Ketika kita menyiapkan rencana perjalanan, kita perlu memperhatikan desain kegiatannya agar proses pembelajaran anak berada di area yang ditunjukkan huruf A dalam lingkaran kecil.
Jangan mendesain kegiatan yang menciptakan tingkat stress berlebihan sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menurun seperti yang ditunjukkan huruf B dalam lingkaran kecil. Efek negatif lain yang mungkin timbul adalah anak tidak ingin lagi mengikuti kegiatan yang kita rencanakan.

(Kemampuan pembelajaran tiap anak berbeda, tergantung dari latar belakang pribadi, kondisi fisik, mental, spiritual dan kadang juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (orang/alam/makanan), ekspektasi/harapan dan sebagainya.)

2. Jumlah peserta dalam 1x perjalanan idealnya berjumlah 16 – 20 orang dengan rincian sebagai berikut:
- - a. Leader : 2 orang
- - b. Guide : 2 orang
- - c. Anak binaan : 12 - 16 orang
Dengan demikian, asumsinya, tiap leader dan guide menyertai 3 – 4 orang anak

3. Tanda – tanda kelelahan
Leader perlu peka memperhatikan tanda – tanda kelelahan yang timbul ketika kawula muda diajak melalui proses pembelajaran yang didesain, yaitu:
- - a. sering berhenti/beristirahat dalam perjalanan
- - b. menjauhkan diri dari keramaian/menyendiri
- - c. marah
- - d. menunjukkan sikap egois/mementingkan diri sendiri
- - e. makan banyak
- - f. sikap/suasana hati tidak senang
- - g. menceritakan cerita – cerita keluhan kepada teman
- - h. menangis
- - i. berteriak/membentak
- - j. tiba – tiba sakit dengan gejala tidak pasti/pura – pura sakit
- - k. dan lain sebagainya
Tanda – tanda kelelahan yang ditunjukkan ini bisa menjadi tanda apakah proses pembelajaran yang didesain terlalu berlebihan untuk mereka jalani atau proses pembelajarannya baru saja dimulai ketika kita mengajak mereka keluar dari zona nyaman – masuk ke zona tidak nyaman – untuk kemudian melewatinya dan menjadi orang yang lebih baik

4. Tips/saran
- - a. Untuk anak yang sering menimbulkan masalah:
- - - - i. Berikanlah tanggung jawab yang ringan kepada anak tersebut misalnya memintanya memastikan jumlah pasak tenda sama sebelum dan sesudah digunakan atau memanggil teman – temannya untuk berkumpul ketika acara bersama akan dimulai dan lain sebagainya
- - - - ii. Berikan perhatian khusus tetapi tidak berlebihan sehingga anak tersebut tidak menjadi tergantung dan banyak berharap dari Anda
- - - - iii. Ajaklah anak – anak yang lain untuk bergaul dengannya juga
- - b. Ketika anak menunjukkan tanda – tanda kelelahan dan ketidaknyamanan melewati proses yang didesain, maka sebagai pendamping Anda perlu terus memberikan dorongan semangat dan kata – kata positif, menunjukkan kemajuan – kemajuan yang sudah dicapainya selama perjalanan dan sebagainya. Ada kemungkinan Anda juga perlu membawakan ransel anak tersebut apabila ia benar – benar sakit atau kelelahan. Yang penting adalah untuk membuat mereka terus berjalan dan sampai ke tujuan.
- - c. Perlengkapan & kebutuhan berkemah yang penting adalah bawalah jenis perlengkapan yang mudah digunakan di alam terbuka, itu berarti dapat digunakan di bawah panas matahari/siraman hujan dan terpaan angin Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Hindari membawa benda – benda yang berat, berlebihan, tidak sehat, sulit diolah dan bisa merusak lingkungan.
- - d. Mengajak kawula muda ikut dalam perjalanan berkemah
- - - - i. Bila waktunya cukup, gunakan lebih banyak waktu untuk membangun relasi jauh sebelum rencana berkemah Anda. Dengan melakukan hal ini, Anda berkesempatan membangun kualitas hubngan yang leibh dalam dan berjangka panjang
- - - - ii. Bila waktunya tidak cukup, ajaklah dengan baik supaya anak tersebut ikut dalam perjalanan Anda. Minta ijin kepada orang tua bila memang dianggap baik/penting demi keikutsertaan anak tersebut.
- - e. Menyiapkan materi.
- - - - i. Tentukan tema perjalanan Anda dalam pembicaraan di antara leader dan guide, misalnya dalam perjalanan kali ini, Anda ingin anak – anak yang ikut belajar tertang kepercayaan diri
- - - - ii. Setiap cerita kehidupan sebaiknya disiapkan sebelumnya dan menjadi bagian dari tema perjalanan, misalnya tema tentang kepercayaan diri
- - - - iii. Untuk trail talk, bisa dipelajari dan disiapkan sebelumnya, kemudian pilih yang relevan disampaikan pada waktu dan situasi yang tepat


Catatan:
1. Leader: orang – orang yang merasa terpanggil melayani kawula muda dan sudah mendapat pembinaan sebelumnya
2. Guide: kualifikasinya sama dengan leader dan dalam hal ini mendapat tambahan tugas sebagai penunjuk arah menuju lokasi kemah yang mereka ketahui yang mana sudah ditentukan sejak awal
3. Trail Talk: pembicaraan ringan dan santai dengan menghubungkan benda – benda di sekitar kita dengan nilai – nilai luhur kehidupan, kemanusiaan & spiritual
4. Snack: makanan ringan yang bisa dimakan selama berjalan, sebaiknya disiapkan sebelum berangkat (bisa dibuat sendiri atau dibeli)


Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan ini adalah ketika tiap leader dan anak binaan yang ikut bisa belajar dari materi yang disiapkan, bisa belajar satu sama lain dan menunjukkan perubahan pandangan dan sikap semakin positif yang konsisten seiring dengan waktu.


Semoga materi ini bisa menjadi berkat bagi peserta yang sudah mengikuti dan berencana menerapkannya serta bagi Anda yang juga berencana menerapkannya.

Wednesday, November 04, 2009

Outdoor Leadership Ministry (YLI-YES-OLI)

Tujuan Kegiatan OLM
1. Mempelajari metode pelayanan untuk menjangkau anak muda dengan media alam bebas untuk mengembangkan karakter dan potensi kepemimpinannya

Sasaran Kegiatan OLM
1. Peserta belajar memahami tentang anak muda
2. Peserta belajar metode pelayanan anak muda berbasis Alkitab
3. Peserta mampu mengaplikasikan metode tersebut langsung dengan anak didik di G. Gede

Lokasi:
1. Jakarta, 13 & 16 November 2009
2. Gunung Putri – Gunung Gede, 14-15 November 2009

Peserta (total 30 orang):
1. Trainer dari Outdoor Leadership Ministry (2 orang - fix)
2. Fasilitator dari YLI & YES (7 orang - fix)
3. Peserta:
a. Pelayan/leaders dari lembaga2 pelayanan
b. Anak binaan dari lembaga pelayanan muda di Jakarta dan sekitarnya (10 orang - fix)

Kontribusi peserta (leaders):
1. Biaya pelatihan: Rp. 250.000,- dapat ditransfer ke Rek. BCA KCP Tanjung Duren Acc. No. 076 128 7477 a/n Emmanuella T.
Biaya pelatihan termasuk konsumsi & materi pelatihan di Jakarta, transportasi PP traveling ke Gunung Putri – Gede. Tidak termasuk akomodasi selama pelatihan di Jakarta.
2. Personal Travel Budget: Rp. 100.000,- (untuk membeli konsumsi bersama dalam tim yang nanti dibutuhkan selama traveling & camping) dapat dibawa sendiri. Kebutuhan konsumsi tim akan disampaikan pada sesi tanggal 13 November 2009

Pendaftaran anak binaan sebagai peserta:
Untuk pendaftaran anak binaan yang akan diikutsertakan dalam OLM ini, silahkan menghubungi Sdri. Juli di No. 021-7020 5450

Catatan:
Pendaftaran ditutup tanggal 10 November 2009 atau setelah kuota peserta terpenuhi.
Pendaftaran dianggap sah apabila peserta sudah mengirimkan:
- data pribadi:
1. nama lengkap,
2. No. Tlp rumah, kantor, HP GSM & CDMA
3. tempat dan tanggal lahir
4. alamat surat menyurat (lengkap dengan kode pos)
5. alamat e-mail
6. jabatan pelayanan dan asal lembaga
- fotocopy/hasil scan KTP atau tanda pengenal lain yang sah dan berlaku umum
- biaya pelatihan

Untuk data pribadi dan fotocopy/hasil scan tanda pengenal, dapat dikirim ke:
- e-mail: ylinstitute@gmail.com atau
- fax ke No. 021-30044994

Setelah mengirimkannya, mohon konfirmasi ke Sdri. Emma di No. 021-30044994 / 30673288 untuk memastikan kami sudah menerima informasi yang Anda kirimkan. Terima kasih.


Kebutuhan pribadi yang perlu dibawa masing-masing peserta:



note :
1. Tidak boleh membawa sabun, shampo atau sejenisnya krn mengandung bahan kimia
2. Mengenai mandi, dilakukan sebelum atau sesudah mendaki


Untuk rekan-rekan dari luar Jakarta, kami dapat membantu untuk booking guest house yang lokasinya berdekatan dengan lokasi training tgl 13 dan 16 Nov 2009.
Harganya Rp. 140.000,-/mlm/2org (incld. b'fast).
Beberapa rekan yang datang sendiri2, kami sarankan untuk bisa share room karena jumlah kamar terbatas.
Lokasi kegiatan OLM berkisar di area Jakarta Timur (Kayu Putih dan Rawamangun)

Apabila ada pertanyaan seputar kegiatan OLM ini, silahkan menghubungi Sdri. Emma di 021-30044994/30673288 (CDMA)

Monday, August 03, 2009

Hidup adalah Karunia atau Pemberian

Ada orang yang ingin terus hidup, namun penyakit yang tak tersembuhkan membuat keinginannya tadi tidak tercapai.
Ada pula orang yang berjuang matu-matian untuk menyelamatkan nyawa orang yang dicintainya, namun gagal, seperti kisah Martin Luther sang reformator yang sangat dekat dengan Tuhan yang pada suatu malam memangku anak gadisnya yang sedang sekarat sambil berkata, "Anakku, percayakah kamu bahwa Bapa di surga akan menjagamu?". Sang anak mengangguk, lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Adapula orang yang sangat merindukan kehadiran bayi kandung di rumahnya, namun walaupun segala hal sudah diupayakan, ia tidak mendapatkannya.

Saat-saat inilah, manusia akan lebih menyadari suatu fakta bahwa hidup adalah suatu karunia atau pemberian. Arti dari hal ini adalah bahwa manusia tidak dapat menciptakan hidup, namun hidup ini merupakan suatu kesempatan yang titik mulai dan titik akhirnya tidak dapat diperhitungkan.
Karenanya, tugas utama manusia hanyalah mengisi kesempatan ini agar hidupnya sukses (berkenan di hadapan Tuhan dan manusia).

Menurut Alister McGarth, seorang profesor teologi dari Oxford, istilah 'karunia' sendiri merupakan suatu konsep yang tersulit dalam teologi karena kompleksitasnya yang tinggi.

Dalam abad pertengahan, karunia cenderung dipahami sebagai suatu yang datang dari surga yang disalurkan Allah ke dunia.
Karunia ini khususnya disalurkan ke dalam roh manusia untuk membebaskannya. Jadi karunia adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan ke dalam diri kita agar kita layak berhubungan dengan-Nya.

Orang-orang seperti Martin Luther dan para reformator lainnya mengatakan bahwa inti konsep karunia dalam bahasa aslinya adalah keberpihakan Tuhan pada kita.
Karunia bukanlah sesuatu yang abstrak dan dapat disalurkan atau dipindahtangankan dari manusia yang satu ke manusia yang lain.
Karunia adalah sikap Tuhan yang mempedulikan dan mengasihi kita. Karunia bersifat hubungan pribadi.

Keberpihakan Tuhan ini dapat terlihat melalui akibat atau dampak yang timbul dalam hidup manusia.
Luther, Calvin dan Zwingli, para reformator mengalami hal tadi, yaitu bagaimana Tuhan berpihak pada mereka dan sebagai dampaknya, mereka berubah. Luther menyebutkan hal ini sarat dengan emosi, "Tuhan mengasihi kita bahkan sebelum sosok kita mudah dikasihi (loveable)."

Dengan pemahaman ini, bila dikatakan bahwa hidup adalah suatu karunia yang memang bukan hak kita, artinya kita yang tidak memiliki hak apa pun, bahkan sudah berdosa, dilayakkan menerima kesempatan hidup dan perlindungan-Nya sepanjang hidup ini karena kebaikan hati-Nya.
Bukan cuma hal itu yang diberikan-Nya, sepanjang hidup kita pun, Ia memberikan berbagai wujud keberpihakan-Nya pada kita.

(Sumber: Buku Transformasi (Dari kepompong ke langit biru) karangan Robby Chandra, hal.11-12)

Bagaimana Anda menjadi orang yang berpengaruh dengan hak untuk memimpin?

Tulus terhadap orang lain

Membimbing orang lain

Percaya pada orang lain

Mendengarkan orang lain

Memahami orang lain

Mengembangkan orang lain

Mengarahkan orang lain

Berhubungan dengan orang lain

Menguatkan orang lain

Menghasilkan orang berpengaruh yang lain


(Sumber: buku Hak Untuk Memimpin karangan John C. Maxwell, hal. 69)

Tuesday, June 23, 2009

Outdoor Leadership Ministry (by Ashley Denton - Outdoor Leadership International)


Young Leaders Institute berencana untuk mengadakan OUTDOOR LEADERSHIP MINISTRY CAMP pada tanggal 12-15 November 2009, dilayani oleh Ashley Denton & team dari Outdoor Leadership International (www.outdoorleaders.org/)
Rencananya tanggal 12 November 2009, semua peserta berkumpul di Jakarta untuk mengikuti sesi, kemudian pada tanggal 13 - 15 November 2009 peserta akan mengikuti camp yang rencananya diadakan di Gunung Gede, Jawa Barat.
Bagi rekan2 yang selama ini melayani camp/outbound, ini adalah kesempatan berharga belajar membuat camp/outbound sebagai kegiatan yang lebih bermakna, lebih dari sekedar 'for fun'
Yang serius mau menyediakan waktu untuk ikut serta, silahkan hub. YLI di No. telp 021-30044994 atau email ke ylinstitute@gmail.com

Friday, May 22, 2009

Apa Yang Harus Dikerjakan Seorang Pemimpin?

Agustinus adalah seorang pemuda yang memenuhi berbagai prasyarat kepemimpinan. Ia peduli kepada muda mudi yang dipercayakan kepadanya. Ia menyediakan diri untuk bekerja keras dan banyak mengorbankan waktunya. Lebih dari itu, ia mengatasi masalah-masalah yang timbul dengan cara yang sangat baik.
Namun secara berkala, ia mengeluhkan keadaannya kepada pendeta di jemaatnya, "Berat sekali pikulan ini, Pak. Saya lelah secara mental."
Setelah melayani dua tahun, ia mundur dan menghilang. Agustinus mengalami 'kondisi terbakar habis' (burned out), bagaikan lilin yang dibakar dari kedua ujungnya sekaligus.

Apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi pemimpin kristiani yang berhasil dan tidak sampai 'musnah terbakar' oleh panggilan ini?
Di gereja, lembaga pendidikan atau lembaga parachurch, apa yang harus Anda kerjakan seringkali tidak terungkap secara nyata. Akibatnya banyak harapan tidak terkendali.
Orang menuntut sangat banyak dari pemimpinnya, termasuk hal-hal yang tidak masuk akal. Bukankah sebagai pemimpin Anda sering merasa bahwa Anda dituntut untuk hidup sederhana namun tampil mewah, bersikap sabar tapi cekatan, serta cenderung atletis namun asketis? Anda harus bersikap tegas sekaligus lemah lembut. Anda berani membuat terobosan, namun reflektif. Dengan kata lain, malaikat pun tak akan mampu memenuhi tuntutan tersebut.

Agar pemimpin dan yang dipimpin tidak menjadi kecewa dan pahit, maka sebelum mulai bekerja, seorang pemimpin harus menolong orang banyak memperjelas apa yang harus ia kerjakan dan apa yang harus ia hindari. Ia harus menolong mereka memperjelas harapan mereka.

Memang sebenarnya, Anda tidak perlu memenuhi hal-hal yang keliru. Namun orang-orang mengharapkan keteladanan dan integritas seorang pemimpin dalam gambar diri, misi hidup dan perilakunya yang berporos pada Kristus. Hal-hal tersebut harus dipenuhi.
Dan prasayarat tambahan bagi seorang pemimpin kristiani ialah lebih berani 'menggantungkan diri' kepada-Nya, serta menghayati panggilannya untuk memimpin. Semua 'tuntutan' di atas, sangat layak untuk dipenuhi.

Kenneth Gangel, seorang pakar, mencatat bahwa seorang pemimpin harus melakukan berbagai hal agar berhasil: Relating (menjalin hubungan), Organizing (mengatur), Achieving (membuat pencapaian), Thinking (berpikir), Envisioning (menggali visi) dan Enduring (menanggung beban)

Barangkali, inilah saatnya kita menyimak tulisan Souza, seorang pakar yang menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin kristiani diharapkan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- To ennoble, yakni memberikan perspektif yang lebih bermakna terhadap urusan yang dilaksanakan. Istilah lain ialah heart perspective atau mengangkat hati pengikutnya
- To enable, yakni mendidik, menolong orang belajar, melatih, dan konseling agar orang dapat melaksanakan tugasnya. Istilah lain ialah head perspective atau sudut pandang nalar
- To empower, yakni memberi kesempatan atau daya kepada orang lain agar mencoba melaksanakan dengan baik apa yang telah ia pelajari. Istilah lainnya adalah memberdayakan.


Masih ada pendapat lain, yakni bahwa pemimpin bertanggungjawab menolong pengikutnya bertumbuh pada aspek-aspek:
* Spiritual : visi, makna dan standar nilai-nilai
* Intelektual : lebih memahami
* Emosional : lebih termotivasi
* Manajerial : lebih menguasai keterampilan dalam bekerja

Jadi, jelaslah bahwa bila Anda seorang pemimpin, Anda adalah orang yang memberikan dampak yang kuat kepada orang lain. Anda juga harus terpanggil menimbulkan perubahan pada pengikut Anda.


Anda akan bahagia apabila orang yang mengikuti Anda bertumbuh dan mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi dunia.
anda juga akan bahagia apabila potensi mereka berkembang sepenuhnya, terutama bila Anda sangat peduli untuk menumbuhkan bibit-bibit pemimpin baru yang akan melanjutkan karya Anda. Anda akan mencapainya bila orang mempercayai Anda.

(Diambil dari buku Landasan Pacu Kepemimpinan, karangan DR. Robby Chandra, hal. 40-44)