"Leadership is all about people. It is not about organizations. It is not about plans. It is not about strategies. It is all about people .... You have to be people-centered." - Colin Powell

Friday, May 22, 2009

Apa Yang Harus Dikerjakan Seorang Pemimpin?

Agustinus adalah seorang pemuda yang memenuhi berbagai prasyarat kepemimpinan. Ia peduli kepada muda mudi yang dipercayakan kepadanya. Ia menyediakan diri untuk bekerja keras dan banyak mengorbankan waktunya. Lebih dari itu, ia mengatasi masalah-masalah yang timbul dengan cara yang sangat baik.
Namun secara berkala, ia mengeluhkan keadaannya kepada pendeta di jemaatnya, "Berat sekali pikulan ini, Pak. Saya lelah secara mental."
Setelah melayani dua tahun, ia mundur dan menghilang. Agustinus mengalami 'kondisi terbakar habis' (burned out), bagaikan lilin yang dibakar dari kedua ujungnya sekaligus.

Apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi pemimpin kristiani yang berhasil dan tidak sampai 'musnah terbakar' oleh panggilan ini?
Di gereja, lembaga pendidikan atau lembaga parachurch, apa yang harus Anda kerjakan seringkali tidak terungkap secara nyata. Akibatnya banyak harapan tidak terkendali.
Orang menuntut sangat banyak dari pemimpinnya, termasuk hal-hal yang tidak masuk akal. Bukankah sebagai pemimpin Anda sering merasa bahwa Anda dituntut untuk hidup sederhana namun tampil mewah, bersikap sabar tapi cekatan, serta cenderung atletis namun asketis? Anda harus bersikap tegas sekaligus lemah lembut. Anda berani membuat terobosan, namun reflektif. Dengan kata lain, malaikat pun tak akan mampu memenuhi tuntutan tersebut.

Agar pemimpin dan yang dipimpin tidak menjadi kecewa dan pahit, maka sebelum mulai bekerja, seorang pemimpin harus menolong orang banyak memperjelas apa yang harus ia kerjakan dan apa yang harus ia hindari. Ia harus menolong mereka memperjelas harapan mereka.

Memang sebenarnya, Anda tidak perlu memenuhi hal-hal yang keliru. Namun orang-orang mengharapkan keteladanan dan integritas seorang pemimpin dalam gambar diri, misi hidup dan perilakunya yang berporos pada Kristus. Hal-hal tersebut harus dipenuhi.
Dan prasayarat tambahan bagi seorang pemimpin kristiani ialah lebih berani 'menggantungkan diri' kepada-Nya, serta menghayati panggilannya untuk memimpin. Semua 'tuntutan' di atas, sangat layak untuk dipenuhi.

Kenneth Gangel, seorang pakar, mencatat bahwa seorang pemimpin harus melakukan berbagai hal agar berhasil: Relating (menjalin hubungan), Organizing (mengatur), Achieving (membuat pencapaian), Thinking (berpikir), Envisioning (menggali visi) dan Enduring (menanggung beban)

Barangkali, inilah saatnya kita menyimak tulisan Souza, seorang pakar yang menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin kristiani diharapkan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- To ennoble, yakni memberikan perspektif yang lebih bermakna terhadap urusan yang dilaksanakan. Istilah lain ialah heart perspective atau mengangkat hati pengikutnya
- To enable, yakni mendidik, menolong orang belajar, melatih, dan konseling agar orang dapat melaksanakan tugasnya. Istilah lain ialah head perspective atau sudut pandang nalar
- To empower, yakni memberi kesempatan atau daya kepada orang lain agar mencoba melaksanakan dengan baik apa yang telah ia pelajari. Istilah lainnya adalah memberdayakan.


Masih ada pendapat lain, yakni bahwa pemimpin bertanggungjawab menolong pengikutnya bertumbuh pada aspek-aspek:
* Spiritual : visi, makna dan standar nilai-nilai
* Intelektual : lebih memahami
* Emosional : lebih termotivasi
* Manajerial : lebih menguasai keterampilan dalam bekerja

Jadi, jelaslah bahwa bila Anda seorang pemimpin, Anda adalah orang yang memberikan dampak yang kuat kepada orang lain. Anda juga harus terpanggil menimbulkan perubahan pada pengikut Anda.


Anda akan bahagia apabila orang yang mengikuti Anda bertumbuh dan mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi dunia.
anda juga akan bahagia apabila potensi mereka berkembang sepenuhnya, terutama bila Anda sangat peduli untuk menumbuhkan bibit-bibit pemimpin baru yang akan melanjutkan karya Anda. Anda akan mencapainya bila orang mempercayai Anda.

(Diambil dari buku Landasan Pacu Kepemimpinan, karangan DR. Robby Chandra, hal. 40-44)

No comments: