"Leadership is all about people. It is not about organizations. It is not about plans. It is not about strategies. It is all about people .... You have to be people-centered." - Colin Powell

Wednesday, May 06, 2009

Respon Orang Terhadap Perubahan

Karena perubahan menyangkut manusia, marilah kita lihat bagaimana umumnya manusia merespon perubahan.
Pertama, ada orang-orang yang menyukai tantangan baru. Karenanya mereka mencari hal-hal baru di dalam pekerjaan atau hidup pribadi mereka.
Bagi mereka perubahan adalah kesempatan baru.
Kedua, sebagai lawannya, juga tidak kurang jumlah orang yang justru tidak menyukai perubahan. Bagi mereka, perubahan berarti mereka harus belajar kembali untuk menyesuaikan diri. Lebih dari itu, bahkan di antara mereka ada orang yang diam-diam merasa terancam dengan adanya perubahan karena perubahan berpotensi mengganggu kepentingannya.

Barangkali orang-orang yang menyukai perubahan terlihat dari kerapnya mereka mengganti telepon genggam mereka. Bagi yang lebih berduit, mungkin mereka mengganti desain rumah mereka secara berkala.
Sebaliknya mereka yang tidak menggemari perubahan, kita dapat mengenal mereka dari gaya atau potongan rambut mereka yang mungkuin tetap mengikuti gaya tahun 60-70an, tidak berubah walaupun Elvis sudah berlalu, Beatles sudah menjadi bagian dari museum, serta Koes Plus sudah menua.

Anda tentu ingin tahu, mengapa respon mereka terhadap perubahan berbeda?
Mungkin mereka mempersepsikan perubahan secara berbeda, tapi mungkin juga karena mereka sadar akan dampak nyata dan perubahan.

Secara umum, memang ada perubahan yang menyusahkan. Artinya, perubahan itu dapat mengakibatkan berkurangnya kenyamanan seseorang. Dapat juga perubahan itu membuat orang harus belajar hal baru lagi. Tidak heran jika timbul keengganan orang pada perubahan yang merugikan mereka. Apalagi perubahan pasti membutuhkan biaya kejiwaan. Hal ini masuk akal, karena bila perubahan terjadi terus menerus, seorang manusia akan menjadi terlalu lelah dalam menganalisa, menentukan sikap dan mengambil keputusan.

Namun sebaliknya, perubahan yang berakibat pada peningkatan kenyamanan, jalur informasi dan terbukanya kesempatan biasanya diterima dengan gembira.
Siapa yang tidak suka dengan perubahan yang bernama internet atau adanya SMS?
Siapa yang tidak menyukai kehadiran banyak perusahaan penerbangan baru?
Siapa yang tidak menyukai kehadiran seorang bayi yang sudah lama ditunggu?

Jadi ada orang yang menyukai perubahan dan ada yang segan berubah. Perubahan pun ada yang menyenangkan dan ada yang dianggap menyusahkan.

Selain itu, kita simpulkan bahwa stabilitas dan konsistensi memang dibutuhkan oleh manusia, namun secara berkala orang ingin juga melihat perubahan yang menguntungkannya. Bila digambarkan maka skemanya sebagai berikut



Kedua, jenis manusia menyikapi perubahan secara berbeda. Bila perubahan tadi terjadi di dalam suatu organisasi maka pemimpin perlu mengenali persepsi pengikutnya terhadap perubahan yang akan ia laksanakan serta kecenderungan respon mereka sendiri terhadap perubahan secara umum. Dengan modal itu pemimpin dapat mengadakan perubahan namun memberikan persepsi positif kepada orang banyak yang terlibat dengan perubahan tersebut.

Jadi, walaupun pada kenyataannya suatu perubahan akan menyakitkan dan merugikan banyak orang, namun dukungan akan tetap mengalir bila sang pemimpin dapat membuat orang menganggap perubahan itu sebagai hal yang positif.

(Diambil dari buku Ketika Pemimpin Harus Menghadapi Perubahan karangan DR. Robby Chandra, hal. 26-30)

No comments: